Kamis, 04 Agustus 2011

Menyemai Nasionalisme sejak Dini

Sejak digulirkan kebijakan pendidikan karakter oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), tiap sekolah wajib mengimplementasikannya.  Seiring dengan itu Dinas Pendidikan kabupaten/kota menunjuk sejumlah sekolah sebagai model atau percontohan untuk menerapkan. Lalu bagaimana praktiknya? Apakah sudah dilakukan masing-masing sekolah?
SESUAI ketentuan kebijakan pendidikan karakter, sekolah harus dapat mengimplementasikan 18 nilai yang mengacu pada kebijakan tersebut.
Nilai-nilai itu di antaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi. Selain itu,  bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Pendidikan karakter haruslah dimulai pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di tingkat taman kanak-kanak. Salah satu TK di Kota Semarang yang menerapkan pendidikan karakter dan juga menjadi pilot project  dalam pengembangan karakter adalah TK Negeri Pembina di Jl Kelud Raya. Pada sistem pembelajaran TK tersebut, setiap kurikulum diarahkan bagaimana membentuk karakter anak terutama pada kemandirian dan sikap.
Menurut Kepala TKN Pembina Suliyem SPd, ada dua kegiatan yang paling ditekankan dalam pembelajaran anak, yaitu pembiasaan yang menekankan sikap dan perilaku anak. Artinya, dalam konsep ini karakter setiap anak dibentuk melalui nilai-nilai agama, kemandirian, serta moral, sosial dan  emosionalnya dapat terbentuk.
“Kedua, kami menerapkan pembentukan karakter melalui kemampuan dasar anak, yaitu fisik-motorik, kognitif, dan seni. Dua hal ini menjadi kunci utama pembangunan karakter di sekolah kami,’’ kata Suliyem.
Empat Nilai
Di TKN Pembina, terdapat empat nilai yang dibentuk dan ditanamkan pada anak, yaitu semangat kebangsaan, disiplin, mandiri, dan religius.
“Kami juga menekankan pentingnya membangun rasa nasionalisme pada anak. Pada saat tertentu anak-anak kami perdengarkan lagu-lagu nasionalisme dengan harapan bisa tertanam dalam benak anak mengenai jiwa patriotisme,’’ kata ketua IGTKI-PGRI Jateng ini.
TKN Pembina juga menerapkan reward and punishment pada setiap anak. “Setiap anak yang menoreh prestasi seperti datang lebih awal, kami beri pin bintang sebagai tanda prestasi yang dicapai hari itu. Ini bisa menumbuhkan rasa bangga pada anak, sehingga berlomba berprestasi walaupun sekecil apa pun bentuknya,’’ tandasnya.
Untuk tingkat sekolah dasar yang telah menerapkan pendidikan karakter dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM) sehari-hari, yaitu SD Lamper Kidul 02 Semarang.
 Satuan pendidikan ini ditunjuk sebagai pilot project pendidikan karakter nasionalisme oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang pada awal tahun ajaran baru 2011/2012. Akan tetapi, pasti ada alasan yang melatarbelakangi sekolah ini menjadi model penerapan pendidikan karakter.
Ternyata jauh sebelum kebijakan pendidikan karakter ada, sekolah yang dulu bernama SD Sompok ini sudah menerapkan dengan muatan yang sama, tapi judul berbeda. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum SD Lamper Kidul 02 Suhartini menjelaskan, pada tahun 2009 pihaknya mendapatkan block grant dari pemerintah sebagai sekolah model ‘’Pendidikan Berakhlak Mulia’’, kemudian tahun 2010 namanya diganti menjadi ‘’Pendidikan Nasionalisme’’, dan pada 2011 menjadi piloting ‘’Pendidikan Karakter’’.
‘’Implementasi pendidikan karakter yang digencarkan tinggal kami tindaklanjuti. Selama ini yang sudah sekolah lakukan adalah, upacara bendera wajib setiap hari Senin, senam bersama siswa pada hari Rabu, Jumat bersih-bersih lingkungan, Sabtu pengenalan visi-misi sekolah, melancarkan bahasa Inggris, bahasa Jawa, tembang Jawa, dolanan, dan lagu nasional. Dengan budaya ini sasarannya adalah sikap disiplin, jujur, dan cinta Tanah Air dapat dilakukan,’’ tuturnya.
Pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), nilai-nilai itu pun sudah terintegrasikan di 11 mata pelajaran yang ada di jenjang sekolah dasar, seperti Matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), IPS, IPA, dan sebagainya.
Kepala SD Lamper Kidul 02 Sapto Legowo SPd MPd menjelaskan, harapan yang hendak dicapai dalam penerapan pendidikan karakter di setiap mapel misalnya, pada PKn siswa menjadi dapat dipercaya, memiliki rasa hormat, perhatian, tekun, tanggung jawab, dan berani. (Anggun Puspita, Krisnaji Satriawan-37)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/05/155096/

1 komentar:

koalacomp mengatakan...

numpang baca2 bung....

Posting Komentar