Kamis, 04 Agustus 2011

Tak Bisa BAB Perut Anak Dua Tahun Membesar

SLAWI - Raehan, anak berusia dua tahun asal Desa Dukuhbangsa, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal sejak kecil harus dibantu obat untuk bisa buang air besar (BAB). Kedua orang tuanya, pasangan suami istri, Alimin (42) dan Aliyah (40) tak memiliki biaya untuk berobat.
Kondisi itu membuat perut anak terakhir dari delapan bersaudara tersebut terus membesar. Ibunda Raehan, Aliyah menuturkan, penyakit anaknya hingga kini belum diketahui penyebabnya. Ia pernah membawa Raehan ke dokter, namun pihak dokter belum bisa memastikan penyakit yang diderita anak lelakinya itu.
Terkait dengan penyakit anaknya itu, dirinya mengaku hanya pasrah jika harus melihat sang buah hati menangis. Ia juga prihatin jika melihat anaknya tidur dengan melihat perut yang banyak terisi seperti air. ”Kini, saya hanya mampu membawa Raehan ke Puskesmas. Tapi, obat dari Puskesmas sebatas bisa membuat Raehan buang air besar,” kata warga RT 3 RW 4 itu, kemarin.
Ibu delapan anak itu tak kuasa melihat anaknya yang setiap hari hanya bisa digendong. Aliyah pun tak bisa kemana-mana, karena harus menggendong Raehan. Padahal, mengingat usia Raehan saat ini harusnya telah berjalan seperti anak-anak lainnya. Aliyah sangat berkeinginan membawa anaknya ke dokter atau ke rumah sakit untuk berobat.
Terbentur Biaya
Namun, karena terbentur biaya sehingga hanya bisa membawa ke Puskesmas. Sementara, suaminya bekerja di Jakarta sebagai buruh bangunan dan pulang ke rumah tidak menentu.
”Kami berharap uluran tangan dermawan untuk menyembuhkan anak saya. Kasihan masa depannya masih panjang,” kata Aliyah.
Kades Dukuhbangsa, Sebat saat mengunjungi rumah Raehan mengatakan, dirinya pernah membuat rujukan agar dapat diperiksa di rumah sakit. Namun, kartu Jamkesmas yang dimiliki Aliyah tidak bisa digunakan untuk Raehan. ”Kami telah berupaya membantu warga yang sakit,” ungkapnya.
Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PDIP, Bambang R Irawanto yang berkunjung bersama Kades Dukuhbangsa ikut prihatin dengan penyakit yang diderita Raehan. Pihaknya berharap Dinas Kesehatan bertindak cepat menangani pasien miskin yang membutuhkan pengobatan. Puskesmas terdekat diminta menjembatani warga yang harus dirujuk ke rumah sakit. ”Ini butuh penanganan segera,” tandasnya. (H64-74)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/05/155060/

0 komentar:

Posting Komentar