Selasa, 02 Agustus 2011

Solmed Menjadi Lapang selepas Umroh

WAJAH ustad bernama asli Shaleh Mahmud ini mulai muncul di layar kaca sekitar satu tahun lalu melalui acara ”Damai Indonesiaku” yang ditayangkan TV One.
Sejak kemunculannya mendampingi Ustad Jeffri Al Bukhori yang akrab disapa Uje, nama Shaleh pun mulai dikenal. Sejumlah stasiun televisi kemudian meminangnya untuk tampil dalam acara siraman rohani. Saat ini, selain ”Damai Indonesiaku” Solmed —panggilan Shaleh Mahmud— juga tampil di ”Titian Qalbu” di stasiun teve yang sama.
Di RCTI dia memandu acara bertajuk ”Assalamualaikum Ustad”, sementara ”Cahaya Hati” di Antv dan sebelumnya ”Teropong Iman” di Trans TV.
Belum cukup lima acara itu mengisi kesibukan sehari-harinya, SCTV pun meminangnya untuk tampil memberikan tausiah dalam sinetron ”Pesantren dan Rock n Roll” (PRR). Dalam sinetron itu, Solmed memerankan dirinya, seorang ustad. Ketenaran Solmed rupanya membuat SCTV tak puas hanya dengan memajangnya di satu acara.
Selama bulan Ramadhan, ustad berwajah tampan ini masih tampil di program rohani bertajuk ”Kata Ustad Solmed”.
Hadir setiap hari mulai pukul 04.00 selama 30 menit, ustad ramah ini memberikan pencerahan melalui dakwah yang disampaikan secara lugas dan jelas. Beragam persoalan dibahas dengan tujuan memberikan pengetahuan dan menambah keimanan pemirsa.
”Alhamdulillah, Ramadan tahun ini selain masih tetap tampil di sinetron PRR, saya juga dipercaya tampil di Kata Ustad Solmed. Di acara ini, selebriti atau bintang tamu yang datang akan saya minta untuk membaca Alquran, meski dia belum lancar atau terbata-bata dalam membaca ayat suci,” ujarnya.
”Sebab, betapapun terbata-bata, setiap ayat yang dia baca mengandung pahala yang luar biasa,” ungkap Solmed ketika ditemui di SCTV Tower, belum lama ini.
Bukan hanya di SCTV, Ramadan tahun ini wajah ustad yang fungky ini juga dapat ditemui di layar Global TV melalui ”Jejak Perjalanan”. Setiap hari selama sebulan penuh, Solmed akan menemani pemirsa ngabuburit melalui perjalanan yang dia tempuh ke sejumlah negara, tempat sejarah Islam berawal.
”Syuting ‘Jejak Perjalanan’ saya lakukan sembari umroh. Selama lebih dari dua minggu, awal Juni lalu saya bersama kru Global TV berangkat ke Madinah untuk umroh sekaligus syuting acara itu,” ungkap ustad yang masih membujang ini.
Pria kelahiran Jakarta 19 Juli 1983 itu pernah menyabet gelar juara umum Lomba Pidato dan Ceramah untuk tingkat nasional yang diselenggarakan di Masjid Istiqlal Jakarta. Prestasi itu membuatnya merasa yakin untuk ceramah menyampaikan ayat-ayat Allah.
Selulusnya dari Madrasah Aliyah, dia kemudian mulai berceramah dari satu mushala ke mushala lain sembari menyelesaikan kuliahnya di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Suatu ketika, sarjana hukum politik ini bertemu dengan Uje di sebuah acara tabligh akbar. Pertemuan itu membuahkan sebuah persahabatan yang begitu dekat. Uje bahkan kemudian meminta putra tunggal pasangan H Nadjamuddin-Hj Salmah itu untuk menemaninya berceramah di ”Damai Indonesiaku”.
Ketika itu, dia masih tampil menggunakan nama aslinya Shaleh Mahmud.
Usai acara, Shaleh Mahmud, Uje dan David Chalik, host acara itu, terlibat perbincangan seru. Mereka kemudian mengusulkan agar nama Shaleh Mahmud diubah menjadi Sholeh Mahmud dan disingkat Solmed.
Rupanya sapaan Ustad Solmed ini mendatangkan rejeki baginya. Selain wajah tampan dan ilmu agama yang mumpuni, nama Solmed yang terkesan unik, akrab dan egaliter juga menjadi resep ketenarannya sebagai penceramah saat ini. Ia bahkan diminta menjadi ikon produk busana muslim pria.
Bagi Solmed, menjadi ikon busana muslim pria tetaplah dalam koridornya berdakwah. Begitupun ketika dia tampil dalam sinetron ”Pesantren dan Rock n Roll”.
Menurut Solmed, kian beragamnya cara memberikan tausiah oleh dai belakangan ini menjadi sebuah fenomena tersendiri, khususnya dalam industri pertelevisian. Di mata Solmed, aneka macam gaya berdakwah itu merupakan khasanah yang unik dan menarik.
”Saya kira setiap ustad memiliki ciri dan karakternya masing-masing. Ketidakseragaman gaya berceramah di Indonesia ini justru unik dan menarik. Setiap orang bisa memilih ustad masing-masing yang paling cocok dengan dirinya. Yang paling penting, apa yang disampaikan tetaplah dalam koridor ajaran agama yaitu Quran dan Hadits,” katanya.
Seusai Umroh
Karier Solmed bisa dibilang melesat setelah dia pulang dari menunaikan ibadah umroh tahun 2007. Kendati telah cukup lama dilakukan, hikmahnya tetap terus menyertai berbagai sendi aktivitasnya hingga kini.
”Alhamdulillah, doa saya untuk diberikan ketenangan hidup dan diberi kemudahan dalam perolehan rezeki terkabul, begitu dimudahkan oleh Allah,” kenang Solmed.
Solmed berangkat umroh karena adanya peristiwa besar dalam hidupnya. Sebuah masalah hadir dalam kehidupannya. Di tengah upayanya mencari solusi, dia terpanggil untuk berangkat umroh. Hatinya bahagia luar biasa begitu menjejakkan kakinya di tanah suci. Bergegas shalat ke Masjid Nabawi dan menumpahkan kegundahan hatinya.
”Ya Allah ya Rabb, seandainya Engkau tidak memberi kekuatan pada hambamu ini, maka tidak ada suatu daya upaya yang dapat hamba lakukan. Mudahkan hamba dalam menyelesaikan masalah dengan ridhamu ya Allah ya Rabb. Doa ini selalu saya ucapkan saat umroh,” kenang Solmed.
Begitu pula setiap usai menunaikan ibadah di Masjdil Haram, di Kabah, dan Masjid Quba, Solmed tidak pernah bosan berdoa agar masalah batinnya segera teratasi.
”Saya tidak pernah bosan berdoa. Saya pasrah atas keputusan yang diberikan Allah. Saya sadar benar, tanah suci merupakan tempat multazam di mana Allah akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya apabila dia benar-benar meminta pertolongan Allah,” jelasnya.
Doa yang dibaca Ustad Solmed dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh  serta berharap pertolongan Allah ini pun membuahkan hasil. Jalan keluar terbaik dari Allah digapainya.
Hal lain yang tak terlupakan adalah saat ingin mencium Hajar Aswat. Berulang kali mencoba, dia seperti terusir, tak mampu menembus lautan manusia. Ia pun kemudian berdoa agar diberi kemudahan. Ajaib, tiba-tiba jalannya begitu mudah. Rasanya ada yang membawanya mencium Hajar Aswat.
Bagi Solmed, umroh adalah obat mujarab di tengah kegersangan jiwa.
”Selepas menjalani umroh, saya merasa nyaman dalam menata kehidupan dan menjalani masa depan saya. Semuanya begitu dimudahkan. Begitu pula dengan kegiatan sebagai pendakwah, kini, saya mulai diundang berbagai televisi swasta,” ungkapnya.
Sebagai ustad kondang, Solmed pun memiliki begitu banyak penggemar. Itu terlihat dari perkawanannya di jejaring sosial, baik facebook maupun twitter. Selain tampil berdakwah di televisi, Solmed memiliki layanan tausiah harian untuk fansnya, jumlah pelanggannya pun ribuan.
Secara rutin, dia mengundang pelanggan tausiah hariannya untuk bertatap muka. Sekali waktu, 20 fansnya diajaknya makan siang sembari mendengarkan siraman rohani langsung darinya. Pemilihannya dilakukan secara acak.
Tentu saja acara semacam ini disambut baik penggemarnya, yang berkesempatan bertanya jawab seputar agama langsung dari ustad Solmed.
”Khusus untuk tausiah harian melalui SMS, hasil share sepenuhnya akan digunakan untuk membantu biaya pendidikan anak-anak muslim yang kurang mampu. Jadi dengan Anda berlangganan, Anda sekaligus membantu saudara-saudara kita yang nasibnya kurang beruntung,” tutup Solmed, ustad muda, gaul, fungky, tampan dan bersahaja ini. (Tresnawati-43)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/02/154732/

0 komentar:

Posting Komentar