Rabu, 03 Agustus 2011

Soto Gendruwo Hidangan Segar Saat Sahur

TIDAK ingin repot memasak untuk makan sahur ? Datang saja ke warung Soto Nelongso Pak Totok di Kampung Cubluk RT 2/RW 4 Kelurahan Giritirto Kecamatan Wonogiri Kota Kabupaten Wonogiri. Meski letaknya di kampung, warung soto yang populer dikenal dengan nama soto Gendruwo ini begitu laris.
Mengapa disebut soto Gendruwo ? Beberapa pelanggan setianya menjelaskan, karena warung soto Totok buka tengah malam. Karena kemunculannya pada malam hari, itu kemudian mengundang sebutan sebagai soto Gedruwo, meski Totok memasang tulisan soto Nelongso. "Suka-suka orang menyebutnya, tak soal bagi saya disebut soto Gendruwo," ujar Totok.
Karena letak warungnya di tepi jalan kampung dekat Sendang Pucang, sebagian masyarakat ada yang menyebutnya sebagai soto Sendang Pucang. Penyebutan ini, memudahkan bagi calon pembeli baru yang ingin mencari warung soto Totok.
Selagi mayoritas orang pada tertidur pulas, Totok, pada pukul 23.30 justru mulai membuka warung sotonya. Karena laris, belum sampai waktu terbit fajar, warung soto Totok sudah habis. Sehari rata-rata memasak soto dengan bahan daging sapi 2 kilogram dan menanak nasi 8 sampai 9 kilogram. "Kalau hari libur, biasanya ditambah lebih banyak lagi," tuturnya.
Pria kelahiran Wonogiri, 1 Januari 1954 ini, mulai membuka warung soto daging sapi sejak tahun 1998. Kesukaannya pada makanan soto sejak kecil, telah membimbing Totok menjadi mahir memasak soto.
Racik Sendiri
Bumbunya diracik memakai aneka rempah-rempah, sehingga menghasilkan cita rasa yang sedap, enak dan mantap. "Untuk menjaga cita rasa, urusan meracik dan mengolah bumbu saya tangani sendiri," ujar Totok.
Proses memasak soto memerlukan waktu sekitar empat jam dan itu dilakukan di rumah. Setelah matang, kemudian diusung ke warung. Jarak rumah ke warungnya sekitar 300 meter. Sehari-harinya, Totok dibantu dua pekerja yang masih terikat hubungan keluarga. Termasuk membantu penggorengan tempe, yang rata-rata per hari mencapai 350 sampai 400 potong tempe.
Selain soto, di warungnya, juga tersedia aneka minuman. Seperti teh dan kopi panas, atau es teh dan es jeruk. Ayah dari tiga anak dan kakek dari sembilan cucu ini mengatakan, harga sotonya per porsi cukup murah yakni Rp 2.500.
Tentu, harga yang cukup terjangkau kantong masyarakat menengah ke bawah. Meski demikian, banyak bos pengusaha dan tokoh wiraswasta serta pemborong jasa konstruksi yang suka makan di warung soto Totok. "Saya tidak semata-mata cari untung, agar banyak memperoleh 'paseduluran' (persaudaraan)," ujar Totok.
( Bambang Purnomo / CN26 )
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/kuliner/2011/08/02/188/

0 komentar:

Posting Komentar