Selasa, 05 Juli 2011

Cinta pada Pandangan Pertama

MATA adalah gambaran jiwa, dari mata turun ke hati, mata dapat "berkata". Istilah-istilah tersebut menggambarkan bagaimana perasaan dapat tertampakkan dari cara seseorang memandang. Begitu juga saat orang  jatuh cinta.  Dari saat seseorang bertemu dengan orang yang disukai dan kemudian 'mengakui" telah jatuh cinta, sepertinya tak akan jauh-jauh dari istilah memandang, dari seputar indera penciteraan itu.
Zick Rubin, seorang psikolog dari Harvard University menyebutkan, secara ilmiah rasa cinta dapat timbul dari saling memandang dengan penuh kekaguman. Menurut penelitiannya, saat seseorang ditatap lama oleh orang lain, otak akan melepaskan phenylethylamine (PEA), semacam senyawa kimia dari amfetamine. Senyawa inilah yang membuat tangan berkeringat, perut bergejolak, hati berdegup kencang, dan rasa suka timbul. Pada umumnya, pria menggunakan 'cara memandang' ini  untuk menyampaikan ketertarikannya.
Pada laman Times of India disebutkan, dengan memandang dan memperhatikan lebih dari 8,2 detik, seorang pria dapat dikategorikan menaruh hati sang wanita; dan semakin lama seorang pria memandang wanita, maka akan lebih besar rasa ketertarikan yang muncul. Terbukti, ketika lawan bicara yang ia hadapi tidak menarik baginya, hanya dalam 4,5 detik mereka akan mengalihkan pandangannya. Selanjutnya, untuk mengetahui kecocokan dengan wanita yang ia suka, pria akan lebih sering melakukan kontak mata. Tidak seperti kita, wanita, yang dapat lebih pandai menyembunyikan rasa ketertarikan, pria hanya akan fokus pada apa yang dianggapnya menarik, dan itu mungkin Anda.
Kontak mata memang merupakan media penyampai 'pesan'. Elizabeth Kuhnke, seorang Konsultan Komunikasi dan Bahasa Tubuh, seperti dikutip dari femalefirst, menyebutkan, bahwa kontak mata, dan ekspresi wajah, merupakan dua bentuk komunikasi non verbal yang menunjukkan rasa ketertarikan.
Ia menyebutkan, bahwa dengan menatap mata dengan seksama dan dalam selagi orang yang kita suka berbicara, ternyata seseorang sedang menyampaikan pesan bahwa ada perasaan ketertarikan pada dirinya, dan ia ingin membuat lawan bicaranya merasa penting.  Benarlah istilah bahwa," mata merupakan cerminan hati" dalam hal ini. Tapi tunggu dulu, benarkah dengan hanya melihat, rasa cinta akan timbul?
Apakah jatuh cinta itu?
Falling in love dapat diartikan perasaan misterius dan dinamis yang dirasakan antara dua orang. Penelitian oleh Professor Arthur Aron dari  Universitas New York, menemukan, bahwa motivasi alami manusia untuk memperluas dan meningkatkan kemampuan dan keefektifan diri merupakan faktor pendorong orang untuk jatuh cinta. Perasaan menjadi seseorang yang lebih efektif itu, ternyata merupakan hal yang ingin didapat dari kedekatan dengan lawan jenis.
Apa yang membuat kita jatuh cinta?
Saat ditanya apa yang membuat seseorang merasakan ketertarikan pertama kali, pria dan wanita memiliki penialaian dan kriteria tersendiri. Entah itu dari ciri fisik, hingga yang bersumber dari emosianal. Namun, sebenarnya hal yang selalu menentukan rasa ketertarikan awal pada lawan jenis bersifat spesifik. Ciri yang amat kuat itu, berbeda pada setiap orang.
Prof. Aron merangkum, rasa cinta kita, biasanya, hanya akan timbul kepada orang yang menurut kita menarik dan sesuai dengan kita, serta orang yang menunjukkan rasa ketertarikannya  pada kita, paparnya. Sebab, hal-hal tersebutlah yang membuat kita melihat ada peluang bagi kita untuk mengembangkan diri. Darinya, akan timbul kelegaan dimana orang yang kita sukai, kembali menyukai kita.
Prof. Aron juga menyebutkan bahwa kita sebenarnya hanya akan jatuh cinta pada orang yang telah kita kenal selama beberapa saat. Rasa cinta, menurutnya, merupakan proses.  Perasaan itu ternyata hanya akan timbul setelah seseorang memahami sisi baik dan kepandaian orang yang disukainya.
Sisi-sisi baik yang dimaksud, dapat berupa keramahan, pemberian perhatian dan dukungan, ketidak egoisan, keterbukaan dan kedewasaan. Sedang pada sisi kepandaian, biasanya rasa ketertarikan timbul pada lawan jenis yang dapat memahami kelemahan dan kesukaan Anda, dengan lancar berdiskusi, dan yang rasakan bersikap rasional.
Jadi, percayakah Anda dengan 'love at first sight'?
(Linda/CN33)
http://suaramerdeka.com/4 Juli 2011

0 komentar:

Posting Komentar