Minggu, 16 Oktober 2011

Derita Hidup Seorang Gadis Desa Kedungkelor

NASIB malang menimpa Alfiah (19) warga RT 04 RW 02 Desa Kedungkelor, Kecamatan Warureja. Sejak lima tahun silam, anak ke 9 dari 10 bersaudara pasangan Samlawi (56) dan Warsinah (50) ini, mengidap penyakit tumor ganas pada rahang kanannya. Diagnosa dokter memvonis, gadis yang tidak tamat SD ini, terserang Ameloblastoma. Meski sudah berobat ke berbagai rumah sakit (RS) atau tabib, namun tumor sebesar buah Melon ini, belum bisa sembuh total.
Awal mengidap penyakit itu, gadis manis ini mengaku seusai makan, dia mengalami slilitan atau sisa makanan yang menyangkut pada giginya. Kemudian sisa makanan itu dicobanya diambil dengan menggunakan tusuk gigi. Tanpa disengaja, alat itu menusuk ke sela-sela rahang kanannya dan mendadak giginya mengeluarkan darah segar. Keesokan harinya, Alfiah bergegas ke puskesmas terdekat dan diberi obat oleh paramedis. Selang beberapa hari, luka itu langsung sembuh. Namun tidak lama kemudian, luka itu kambuh lagi dan timbul seperti ada daging kecil di rahang kanannya.  "Ketika sudah sembuh, nanti kambuh lagi. Dan itu berulang-ulang sampai tiga kali lebih. Yang akhirnya, sampai membengkak seperti ini," kisah Alfiah, Jumat (14/10).
Meski mengalami hidup yang serba kekurangan, keluarga Alfiah tetap berusaha mengobati untuk penyembuhannya. Baik ke RS, maupun ke paranormal. Tetapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan keluarga. Justru tumor tersebut semakin hari kian membesar. Dikala tidur, Alfiah merasa kesulitan. Dia harus menyamping ke kanan jika ingin tidurnya nyenyak. Selama 5 tahun itu, Alfiah tidak bisa makan selayaknya orang lain. Bahkan untuk minum saja, dia harus menggunakan sedotan. Celakanya lagi, disaat hendak berserah diri kepada Allah SWT. Alfiah harus menahan sakit yang tak terkira, terutama ketika melakukan sujud. Alfiah bergumam, ini hanyalah cobaan semata. Dia yakin, suatu saat penyakitnya pasti sembuh.  "Saya yakin, Allah tidak akan tutup mata. Allah maha adil dan bijaksana. Allah tidak akan membiarkan begitu saja hambanya menderita seperti ini. Dan saya yakin pasti sembuh," doanya.  
 Setelah menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit, akhirnya kedua orang tua Alfiah melaporkan kepada pemerintah desa setempat. Orang tua Alfiah, Samlawi, meminta pertolongan kepala desa guna membantu meringankan beban yang dipikulnya.   "Kami bingung, karena kami tidak punya Jamkesda atau Jamkesmas. Akhirnya saya pun laporan ke Ibu kades," ucapnya sedih.
Laporan itu diterima baik oleh Kepala Desa Kedungkelor, Rita. Bahkan, kepala desa telah memberikan solusi yaitu akan mengalihkan nama salah satu warganya yang memiliki kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Nama pemilik jamkesda akan dialihkan menjadi nama Alfiah. Sehingga untuk proses pengobatan dan perawatan Alfiah dapat digratiskan.   "Alhamdullilah proses pengalihan namanya sudah selesai. Dan rencananya, akan langsung dibawa ke RSUD Karyadi Semarang dalam waktu dekat ini," kata Rita.
Dia berharap, apabila ada relawan atau dermawan yang sudi membantu untuk meringankan beban derita keluarga Samlawi, silahkan saja mendatangi rumahnya. Sebab saat ini, keluarga tersebut sedang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.  "Mereka sedang membutuhkan biaya besar. Karena itu, bagi siapa saja yang ingin menolongnya, segera datang saja ke rumahnya," ucap Rita berharap.
Alfiah berangkat ke RS Karyadi Semarang, didampingi kedua orang tuanya serta perangkat desa sekaligus kepala desa setempat. Alfiah akan kembali lagi, setelah kondisi kesehatannya sembuh total.  "Kami semua akan mengantarnya," kata Rita. (yeri novel)   
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar