Selasa, 18 Oktober 2011

Krama Inggil Yudanegara Lancar Ijab Mulus

YOGYAKARTA- Meski sempat panik, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara akhirnya bisa mengucapkan ijab kabul dalam bahasa Jawa krama inggil dengan lancar.
Maka, prosesi ijab kabul di Masjid Panepen, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pun berlangsung mulus.
Upacara ijab pernikahan putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara dan KPH Yudanegara, seluruhnya memang menggunakan bahasa Jawa halus.
Yudanegara berasal dari Lampung, sehingga memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa Jawa, terutama krama inggil. Namun kemarin, dia fasih mengucapkan ijab kabul. Upacara ijab dimulai pukul 06.00, diawali berangkatnya pengantin pria menuju Bangsal Srimanganti untuk menunggu panggilan menuju Masjid Panepen.
Ijab dipimpin langsung oleh ayah pengantin wanita yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sebelumnya, Sultan yang berangkat dari Keraton Kilen lebih dulu tiba di masjid.
Sesampainya di masjid, Sultan memerintahkan GBPH Prabukusumo dan GBPH Cakraningrat untuk memanggil KRP Dipodiningrat dan GBPH Hadiwinoto beserta rombongan pengantin pria
Acara ini hanya diikuti keluarga keraton, termasuk para cucu Sultan. Mereka antara lain KGPH Hadiwinoto, GBPH Joyokusumo, dan GBPH Prabukusumo. KRP Dipodiningrat memulai rangkaian acara ijab dengan khotbah nikah.
Mas kawin yang diberikan KPH Yudanegara adalah kitab suci Alquran, seperangkat alat shalat, serta raja kaya atau perhiasan.
‘’Kula abdi dalem Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara SE MSi, dinten menika ngestoaken dhawuh timbalan dalem. Kadhaupaken kaliyan putri dalem Gusti Kanjeng Ratu Bendara kanthi mas kawin kitab suci Alquran, perangkat shalat, sarta raja kaya puniki,’’ kata KPH Yudanegara.
‘’Salajengipun, nyadhong berkah pangestu dalem, sembah nuwun,” lanjut Yudanegara dalam prosesi ijab kabul tersebut.
Setelah itu, acara dilanjutkan doa nikah dan penandatanganan akta oleh pengantin pria serta para saksi, yang dilakukan oleh petugas Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Keraton.
Setelah rangkaian acara selesai, Sultan memerintah Hadiwinoto untuk mendampingi rombongan pengantin pria kembali ke Bangsal Kasatriyan.
Dengan berakhirnya ijab kabul ini, secara resmi GKR Bendara dan KPH Yudanegara resmi menjadi suami istri. Setelah itu dilanjutkan upacara panggih (ketemu) di Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta.
Upacara panggih berlangsung sangat khidmat. Sebagian tamu undangan tidak kuasa menahan air mata haru. Tamu undangan kemudian larut dalam senyum bahagia dan bertepuk tangan keras saat pengantin pria mondhong (menggotong-red) GKR Bendara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Boediono, serta para menteri ikut hadir dalam upacara panggih tersebut.  Hadir juga Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua DPR Marzuki Alie, dan banyak lagi tokoh lain.
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri datang paling akhir saat upacara panggih sudah selesai atau saat para tamu VVIP telah pulang.  Megawati datang sendirian.
Usai upacara pondhongan, kedua pengantin bersama Sri Sultan dan permaisuri GKR Hemas menuju Bangsal Tratak menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.
Presiden SBY beserta istri memberikan ucapan selamat kali pertama, disusul Boediono beserta istri dan para menteri.  Selasa sore mulai pukul 16.00, dilakukan kirab dari keraton menuju Bangsal Kepatihan, melewati Jalan Trikora, A Yani, dan Malioboro. Rombongan naik kereta kencana. (sgt-43)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/19/163287/

0 komentar:

Posting Komentar