Kamis, 20 Oktober 2011

UNESCO : Bisa Cabut Status Borobudur

BOROBUDUR-Beredar kabar Candi Borobudur terancam dicabut statusnya sebagai World Heritage, jika tak dijaga kelestariannya mengejutkan Pujo Suwarno, Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur, Kamis (20/10).
''Kami memaknai kabar tersebut, sebagai motivasi agar bekerja lebih baik. Upaya menjaga kebersihan dan kelestarian candi kami lakukan bersama Balai Konservasi Peninggalan Borobudur sejak bertahun-tahun silam,'' katanya.Upaya itu tak bisa berhasil maksimal, tanpa didukung secara aktif oleh masyarakat pengunjung objek wisata tersebut.
Ia mengemukakan, hingga kini dirinya belum pernah mendengar ada pernyataan label World Heritage akan dicabut oleh Unesco (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Menurut dia, jika benar ada kesalahan dalam manajemen, proses administrasinya panjang. Kali pertama Unesco akan memberikan teguran. Jika diabaikan, ditegur lagi sampai tiga kali.
Aspek  Kebersihan
Tahap berikutnya diberi surat peringatan. Bila tak dihiraukan, diperingatkan lagi hingga tiga kali. Setelah itu dieksekusi, yang kualifikasinya pada awalnya bersifat skorsing.
''Tetapi teguran dan peringatan itu tidak ada. Candi Borobudur sebagai World Class Cultural Heritage selalu diupayakan untuk dijaga kelestariannya, dengan menekankan aspek kebersihan,'' tuturnya.
Para pengunjung diupayakan agar tidak langsung menuju puncak candi, tetapi berjalan melingkar searah jarum jam. Karena itu disediakan sekitar 100 tempat sampah, baik di halaman maupun di atas candi.
Hal itu dimaksudkan, untuk memudahkan akses pengunjung membuang sampah. Walaupun petugas di candi selalu siap memungut sampah yang tak sengaja tercecer.
Melalui pengeras suara, wisatawan terus menerus diimbau tidak membuang sampah sembarangan serta tidak memanjat bangunan candi. Meskipun di banyak titik strategis sudah dipasang papan larangan.
Apalagi setelah lantai delapan, sembilan dan 10 dibuka lagi untuk umum 22 September 2011, setelah ditutup akibat diadakan pembersihan abu vulkanik pasca erupsi Merapi sejak Oktober 2010.
Untuk menjaga kelestarian bangunan candi, jumlah pengunjung diatur maksimal 82 orang di tiga lantai tersebut dengan durasi waktu sekitar 15 menit. Karena jumlah wisatawan terbatas, memudahkan para petugas security untuk melakukan pengawasan. (pr-28)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/10/21/163479/

0 komentar:

Posting Komentar