BANJARNEGARA - Hujan es atau biasa dikenal warga dengan embun upas kini sudah mulai menyerang warga di kawasan dataran tinggi Dieng, terutama di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur. Menurut beberapa warga, kemarin, embun upas selalu datang pada saat pergantian musim dari penghujan ke kemarau.
Namun, banyak yang kecele karena semula memprediksi akan turun pada pertengahan Juli hingga awal Agustus mendatang, ternyata turun lebih awal, yakni akhir Juni ini. Salah seorang warga, Bambang, mengatakan tahun-tahun sebelumnya embun upas yang turun bisa sebesar batu kerikil sehingga sangat dirasakan warga. Namun, tahun ini hanya seperti butiran es saja. "Embun upas turun pada dinihari. Warga maupun petani kentang tidak ada yang berani keluar rumah karena suhunya sangat dingin," kata dia.
Sementara sejumlah petani mengatakan embun upas bisa mematikan tanaman sayuran, karena tidak kuat dengan serangan dingin itu. "Biasanya, tanaman yang terserang menjadi layu dan sudah dipastikan selanjutnya mati. Itu yang sudah-sudah terjadi seperti sebelumnya. Mungkin karena tidak kuat terhadap serangan suhu ekstrim," ujar Tasdi, salah seorang petani kentang.
Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi kematian pada tanaman akibat embun upas, petani harus menutupi tanaman menggunakan plastik mulsa, terpal, atau bekas karung beras yang sudah dijahit. (J3-17)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/27 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar