JEPARA - Selama liburan sekolah tahun ini, para wisatawan menyerbu Karimunjawa sebagai tempat berlibur. Banyaknya wisatawan yang datang itu membuat tempat-tempat penginapan tak mampu menampung, sehingga rumah-rumah warga pun dibuka untuk wisatawan itu. Selain itu jadwal keberangkatan pelayaran dari Jepara ke Karimunjawa atau sebaliknya juga menjadi tidak menentu.
Pelayaran Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Muria kemarin, yang mestinya mengangkut penumpang dari Karimunjawa ke Jepara mulai pukul 08.00, mundur hingga pukul 10.45. ëíKapal berangkat terlambat karena penumpukan penumpang di pelabuhan,íí kata Camat Karimunjawa Nuryanto saat dihubungi Suara Merdeka CyberNews, Rabu (29/6) siang.
Nuryanto menjelaskan, di masa seperti ini, infrastruktur transportasi Jepara-Karimunjawa memang menjadi kendala serius. Ini belum termasuk infrastruktur di Karimunjawa sendiri.
Dalam beberapa hari ini misalnya, para wisatawan mancanegara kehabisan uang rupiah saat di Karimunjawa. Mereka mengantongi mata uang negaranya (kebanyakan dolas AS), namun tidak bisa menukarkannya. Selain itu mereka juga tidak bisa mencairkan uang, misalnya di anjungan tunai mandiri (ATM). Untuk penginapan, kata Nuryanto, juga tidak bisa menampung wisatawan yang kebanyakan para remaja. Di Karimunjawa ada hotel kelas melati enam unit, ditambah tiga penginapan di resor. Sisanya, sebanyak 39 adalah homestay. Sudah hamper dua pekan ini, tempat-tempat penginapan itu tak bisa lagi menerima pengunjung, hingga akhirnya banyak rumah-rumah penduduk yang dadakan disewakan sebagai tempat penginapan mereka.
KMP Muria kemarin tiba di Dermaga Pantai Kartini pukul 16.15. Pimpinan PT ASDP Indonesia Ferry, Ishaq Abadi mengatakan kapasitas kapal itu menang 250 penumpang. Namun kemarin mengangkut 340 penumpang. ”Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kantor pelabuhan, karena ini darurat, dan mendapatkan izin,” katanya. (H15,29)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/30 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar