SEJAK setahun lalu, telah lahir beberapa "duta sehat tanpa rokok" di lingkungan peguruan tinggi, persisnya di Faulktas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. Mereka adalah para pemenang seleksi mahasiswa yang kelak akan menjadi duta untuk kampanye antirokok di lingkungannya.Pemilihan duta tahun 2011, dilaksanakan Sabtu (27/5) lalu di Gedung Pasca Sarjana Undip, memunculkan duta antara lain Widya Ratna Wulan, Arcindi Iswanti dan Nurbaity Ikhasanita. Semua mahasiwa FKM Undip.
Untuk menyeleksi duta itu, kata Yayuk Musayiah, ketua panitia "Pemilihan Duta Sehat Tanpa Rokok", mirip dengan seleksi ratu kecantikan seperti Miss Universe atau Putri Indonesia. "Ya mereka tampil di panggung dan
harus menjawab pertanyaan juri atau memilih pertanyaan undian, lalu jawaban para peserta itu akan dinilai oleh tim juri, juga mereka diwajibkan membuat esai untuk dinilai juga," kata Yayuk.
Mencanangkan kawasan bebas asap rokok di lingkungan FKM Undip sejak 3 tahun, ternyata menginspirasi banyak fakultas di lingkungan Undip, bahkan di perguruan tinggi yang lain di Semarang, serperti Udinus, atau Stikes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan).
Ketika berlangsung diskusi panel yang diselenggarakan Unit Pelayanan Berhenti Merokok FKM, di Undip mulai mencanangkan bebas tanpa asap rokok mulai dari perpustakaan, ruang administrasi, atau ruang kuliah.
Areal parkir
Rupanya kini tak ada ampun bagi perokok di lingkungan kampus itu, karena jika aturannya memang seperti itu, maka siapa pun baik mahasiswa, dosen, karyawan administrasi sampai satpam tetap harus memberi contoh untuk menjauhi rokok. Tampak ini sesuai dengan tugas FKM yang ingin menyehatkan masyarakat.
FKM pun telah siap membentuk satgas untuk mengontrol mahasiswa, serta mendirikan klinik advokasi yang bertujuan untuk memberi penyadaran perokok untuk segera menghentikan kebiadsaan merokoknya.
Meskipun sejak 2008 Universitas Diponegoro, khususnya di lingkungan fakultas Kesehatan masyarakat(FKM) memberlakukan lingkungan bebas asap rokok, tapi pihak kampus masih menghormati hak-hak perokok, yakni menyediakan tempat khusus "Perisnya kami buatkan areal di dekat tempat parkir fakuktas," kata Dra. VG. Tinuk Istiarti, Mkes, dekan Undip dalam diskusi.
Tinuk malah membandingkan kebijakan anti rokok di Universitas Gajah Mada, Jogja, "Kalau di UGM, para perokok dibuatkan ruang khusus yang engaja dekat dengan kamar mayat, dengan tujuan, para perokok itu selalu ingat akan kematian," lanjut Tinuk yang disambut "gerr" peserta diskusi.
Pada siskusi itu, diwacanakan oleh Pemkot Semarang, agar kota ini memilik areal bebas rokok lebih lkuas lagi di beberapa tempat umum.
Lantas sanggupkah para "Duta Sehat Tanpa Rokok" ini sanggup mengkampanyekan bebas rokok di semua kawasan kota? Setidaknya, para duta itu sudah memeliki kapasitas untuk memerangi pemakaian zat adiktif, seperti tembakau.
(Bambang Isti/CN 25)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/30 Mei 2011
0 komentar:
Posting Komentar