SEBAGAI perusahaan, PT Tambi terus berbenah dengan mengembangkan fasilitas yang ada. Sejak 2010, perusahaan teh ini dikelola Pemerintah Daerah Wonosobo dan PT Indo Global Galang Pamitra Jakarta yang ikut memiliki saham. Keuntungan dibagi 50 persen untuk pemerintah dan 50 persen untuk perusahaan pemegang saham.
Direktur Utama PT Perkebunan Tambi, Hj Sri Wahyuni SE MM mengemukakan pengembangan fasilitas agrowisata diambilkan dari keuntungan perusahaan. Menurutnya perbaikan fasilitas wisata hanya bisa dilakukan secara bertahap sehingga membutuhkan waktu dalam penataan agrowisata Tambi sebagai ikon wisata unggulan yang sejajar.”Agrowisata Tambi terus kami kembangkan menjadi ikon wisata unggulan,” katanya.
Kendala yang masih ada adalah keterbatasan dana dalam jumlah besar untuk pengembangan. Pasalnya, pengembangan sejurus dengan keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Sri Wahyuni mengatakan pihaknya merencanakan di objek wisata Perkebunan Tambi ditanami bunga hias karena hal itu cukup potensial.
Dia mencontohkan pada masa kejayaan PT Dieng Jaya, dahulu di sekitarnya ada tanaman bunga yang sangat menarik dan sempat diminati banyak wisatawan.”Tanaman-tanaman hias bagus banget untuk dikembangkan di Agrowisata Tambi,” ungkapnya.
Selain itu, pada 2011 dilakukan pengembangan sarana ibadah di Agrowisata. Arena bermain di sekeliling kebun teh juga akan dibangun dan dilengkapi. ”Saat ini yang kurang adalah cinderamata karena objek wisata identik dengan kenangan, seperti kaus tentang teh dan yang khas untuk perkebunan teh,” kata dia.
Sarana Jalan
Dia mengatakan kendala yang ada sebenarnya adalah sarana jalan, namun mulai 2011 sudah diperbaiki sampai lokasi agrowisata. Hanya saja, imbuhnya, akses jalan menuju wisata dari arah Temanggung masih banyak yang belum diperbaiki sehingga belum maksimal untuk menggaet wisatawan dari jalur tersebut.
”Mudah-mudahan ke arah Temanggung akses diperbaiki karena sebagian wisatawan lewat Temanggung. Alasannya jaraknya lebih dekat,” paparnya.
Kendala lain yang masih dirasakan di Agrowisata Tambi adalah masih adanya gangguan komunikasi di beberapa titik. Dia mengatakan kalau di puncak agrowisata selama ini menggunakan handy talky (HT), sedangkan di bawah pakai handphone.(Edy Purnomo-47)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/26 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar