Jumat, 19 Agustus 2011

Pendopo Kabupaten Bergetar

DALAM acara Resepsi Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indoensia (RI) ke-66, Rabu (17/8) malam, Pendopo Ki Gede Sebayu Kabupaten Tegal bergetar. Hal itu lantaran, semua tamu yang hadir dalam acara resepsi tersebut menyanyikan lagu perjuangan 17 Kemerdekaan 1945 secara bersama-sama.
Lagu 17 Agustus selain dinyanyikan oleh regu koor dari PGRI Kabupaten Tegal, juga dalam sambutan Ketua DPRD, Rojikin AH SH, mengajak kembali kepada semua tamu undangan yang hadir untuk berdiri dan menyanyikan kembali lagu tersebut layaknya pejuang yang menginginkan kemerdekaan pada saat itu.
Resepsi yang dilakukan secara sederhana tersebut dihadiri oleh jajaran Muspida Kabupaten Tegal. Mereka mulai dari Wakil Bupati Tegal HM Herry Soelistiyawan SH MHum, Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rojikin AH SH, Kepolres Tegal AKBP Nelson Pardamaian P, Komandan Brigif/Dewa Ratna Kolonel (Inf) Sapriyadi, Danlanal Tegal Letkol laut (P) Friche Flack, perwakilan dari Yonif 407/PK dan semua pejabat pemerintah Kabupaten Tegal serta SKPD sampai ke tingkat UPTD, serta pasukan pengibar bendera Kabupaten Tegal.
AJAK BERJIWA PROKLAMASI
Dalam sambutannya, Rojikin AH SH mengajak kepada seluruh tamu yang hadir untuk berjiwa proklamasi. Karena, menurutnya, jika jiwa itu berada pada diri semua, niscaya negeara ini atau kecilnya adalah daerah ini khususnya Kabupaten Tegal, akan semakin jaya dan berkembang sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini.
Dia menjelaskan, ada lima macam jiwa yang harus dimiliki oleh seorang agar mempunyai jiwa proklamasi. Yakni jiwa merdeka, jiwa ikhlas, jiwa persatuan, jiwa membangun, dan jiwa yang beretika.
Jiwa merdeka, dia menerangkan, ialah jiwa yang bebas dari perasaan takut dan tidak bergantung dengan bangsa lain, mampu mandiri dan berdiri diatas kaki sendiri. Jiwa merdeka juga merupakan jiwa yang mampu memberikan rasa aman kepada orang lain, agar lebih leluasa mengeksprseikan jiwanya.
“Pertanyaanya adalah, apakah kita sudah berjiwa merdeka,” katanya bertanya. Yang kedua, lanjutnya, jiwa ikhlas, jiwa ikhlas ini sebagai pejabat atau siapapun, jangan pernah menanyakan, apa yang sudah negara berikan kepada kita, tetapi justru sudah memebrikan apa kita kepada negara. Yang ketiga jiwa persatuan, dengan persatuan, bangsa ini menjadi merdeka. Yang keempat adalah jiwa membangun, dia mempertanyakan apakah kita seudah mempunyai jiwa ini ? Apalagi sampai membangun negeri. Sementara jiwa yang terakhir adalah jiwa yang beretika. Menurutnya, etika adalah kesadaran moralitas terhadap nilai-nilai ketakwaan, kemuliaan dan cita-cita-cita luhur pendiri bangsa.
“Marilah kita instropeksi diri kita, apakah kita sudahmempunyai jiwa proklamasi. Kalau ini sudah kita punyai, pasti semua yang menjadi cita-cita pendiri bangsa akan tercapai,” pungkasnya.
Sebelum diadakan acara resepsi HUT RI ke-66 di pendopo, sebalumnya telah diadakan berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Tegal dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat di wilayah Kabupaten sampai ketingkat desa.
Selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 16 Agustus  sampai 18 Agustus 2011, ada delapan kegiatan acar pokok, dan tiga kegiatan diluar itu. Seperti pengukuhan paskibra Kabupaten Tegal, sidang paripurna DPRD dengan acara pkok pidato kenegaraan presiden RI, malam tasyakuran, apel kehormatan dan renungan suci, upacara peringatan detik-detik proklamasi, pemberian remisikepada narapidana, aubade dan upacara penuruan bendera merah putih, dan malam tasyakuran Hut RI ke 66.
Menurut Ketua Panitia, Drs Nurkholis, Hal ini dilakukan untuk menanamkan rasa cintatanah air, menumbuhkan jiwa nasionalisme, menanamkan semangat perjuangan kemerdekaan dan proklamasi dalam membangun daerah untuk mengisi kemerdekaan.
Selain itu, lanjut Nur Kholis, sebelumnya juga dilakukan doa syukur bangsa, bakti sosial, pasar murah di lima desa di Kabupaten tegal, dan ada juga pemberian bantuan kepada anggota Linmas yang meninggal dunia yang diberikan kepada keluarganya. (fat)
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php

0 komentar:

Posting Komentar