Jumat, 17 Juni 2011

Bugil Massal Antara Seni Dan Stress

Telanjang bugil, bukanlah selalu berarti perbuatan tidak senonoh, tergantung situasi dan tempatnya perbuatan itu berlangsung. Model bugil sudah ada dalam lukisan2 sebelum zaman renainsance, lukisan2 bugil yang bernilai tinggi dipandang dari sudut kesenian banyak diburu kolektor dengan harga yang sangat fantastis.
Terlepas dari ukuran norma, klub nudist atau lokasi khusus kaum nudistpun dapat ditemukan dinegeri kita seperti halnya di kawasan wisata pantai bali. Untuk kawasan wisata tertentu dibali, jika tidak hari libur, kita dapat menjumpai kaum nudist ini yang berbugil ria menikmati sinar matahari tropis.
Terbayang oleh saya, sekian banyak orang lelaki dan perempuan harus memendam rasa malu karena sebuah niat, membuat karya bugil. Sebuah karya yang melibatkan banyak orang yang berpikir untuk berbuat sesuatu yang tidak lazim itu menjadi sebuah karya bersama. Namun demikian, mungkin saja tawa itu akan lepas karena sebuah tidakan bersama yang larut dalam satu tujuan.

Seni atau Stress
Mungkin bagi kita, berbugil ria semacam itu adalah kelakuan yang menyimpang, tetapi bagi orang lain dapat pula menjadi sebuah cara menghilangkan rasa stress akibat persoalan sehari2. Lepas dari rutinitas dengan berbagai norma dan aturan, berbuatlah sesuai kehendak hati tanpa rasa risi, mungkin saja akan menjadi kenangan yang mengundang seumur hidup.
Bukan untuk ditiru kegiatan tersebut karena jelas tidak sesuai dengan kebiasaan kita apapun alasannya. Namun ada satu hal yang penting kita harus fahami, bahwa apa yang mereka lakukan sesungguhnya memerlukan keberanian dan pikiran yang bersih. Pikiran yang bersih itu adalah modal utama dalam melangkah termasuk melakukan bugil masal.
Terutama bagi kaum lelaki, pikiran yang kotor diluar tujuan dari tindakan tersebut akan langsung terlihat dengan reaksi dari alat vital yang sangat dipengaruhi jalan pikiran.
Barangkali inilah yang dapat kita ambil artinya, tanpa pikiran yang bersih akan segera terbaca oleh yang lain, sebuah ujian untuk membersihkan diri dari pikiran yang kotor.
Jika kita memandang dari sudut pandang nilai seni, maka gambaran yang diperoleh adalah gambaran yang tidak akan terjadi kecuali memang tidak diniati bersama.
Yang mungkin menjadi pertanyaan, sanggupkah anda melakukan bugil masal dengan pikiran bersih sehingga anda mampu berdiri tegak dihadapan yang lain tanpa pakaian. Mungkin yang tidak sanggup adalah mengendalikan pikiran itu. Ketidak sanggupan mengendalikan pikiran itu karena memang kita tidak terlatih untuk berkonsentrasi. Sebuah contoh cara pengendalian pikiran yang dilakukan oleh manusia. Mampu mengendalikan pikiran dalam bugil masal tersebut, kemungkinan besar mampu pula dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Sebuah cara yang unik tetapi sangat berguna bagi mereka, tidak bagi kita sebab masih banyak cara yang lain.
Sumber Berita : http://hiburan.kompasiana.com/gosip/

0 komentar:

Posting Komentar