Kamis, 02 Juni 2011

Perlu Evaluasi Demokrasi

SEKARANG ini sudah banyak undang-undang yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Karena itu, sangat perlu sekali upaya mengevaluasi demokrasi. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jendral PBNU, KH Dr Marsudi Syuhud, saat memberikan ceramah di hadapan ribuan warga Kabupaten Tegal, pada acara peringatan hari lahirnya pancasila yang diadakan Pemkab Tegal bekerjsama dengan Simphoni Kebangsaan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Tegal, Selasa (1/6) malam.
Ia mencontohkan, pada undang-undang 1945 yang berbunyi, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kalau melihat bunyi ini,  maka potensi alam merupakan hak rakyat dalam pemanfaatannya dan negara berkewajiban mempergunakan potensi alam itu untuk satu tujuan kemakmuran rakyat secara menyeluruh. Jadi, bukan untuk kemakmuran segelintir atau sekelompok orang saja (konglomerasi atau korporasi). “Tapi nyatanya sekarang ini sudah banyak yang dipergunakan untuk segelintir orang dan dijual ke asing. Ini sudah menyalahi Pancasila,” katanya.
ISLAM MENDUKUNG PANCASILA
Sekarang ini, banyak orang tidak tahu maksudnya Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara. Padahal Pancasila bukanlah barang baru, karena Pancasila adalah nilai-nilai luhur bangsa yang digali di nusantara ini. Dikatakan Marsudi, Islam sebagai agama yang diikuti oleh mayoritas penduduk di Indoensai sangat mendukung. Karena itu sesuai dengan ajaran agama Islam.
“Di zaman Rasulullah, sudah diajarkan dengan memunculkannya piagam madinah, dimana negara, masyarakatnya tidak hanya memeluk agama Islam, tapi juga ada Nasrani, Majusi, Yahudi, dan lainya. Akan tetapi di sana tidak membuat negara Islam,” katanya.
Sementara munculnya isu ada salah seorang kelompok yang mengaku Islam ingin membentuk negara Islam di Indoneisa, menurutnya, mereka tidak tahu tentang sejarah berdirinya negara ini. Dan itu harus ditindak tegas oleh pihak yang berwenang.  
“Bisanya orang melakukan seperti itu adalah orang baru, yang ciri-cirinya melarang tahlil, suka membid’ah-bid’ahkan, dan suka mengkafir-kafirkan. Itu harus dicurigai. Karena Islam bukan mengajarkan kekerasan, tapi mengajarkan kedamaian,” ungkapnya.
Dukungan Islam, yang diwakili oleh organisasi NU, Muhammadiyah dan lainnya pada pertemuan BPUPKI itu karena Pancasila ajarannya tidak keluar dari ajaran Al Quran. Baginya kalau ada NII yang berkedok agama, jelas itu berbeda dengan Pancasila, dan itu makar. Ia menegaskan dan mengajak untuk bersama-sama dengan pemerintah untuk mengantispiasi rembesan-rembesan NII dengan gerakan dan teorinya.
Sumber Berita : Radar Tegal 2 Juni 2011

0 komentar:

Posting Komentar