Minggu, 07 Agustus 2011

Skype Nazaruddin Terdeteksi

JAKARTA- Lokasi wawancara Skype tersangka kasus korupsi wisma atlet di Palembang, Muhammad Nazaruddin, dengan aktivis media sosial Iwan Piliang akhir bulan lalu terdeteksi oleh polisi. Tetapi, Nazaruddin lolos saat disergap. Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Irjen Sutarman mengungkapkan, Nazaruddin lolos dalam penyergapan di lokasi wawancara dengan Iwan Piliang.
”Kami sudah menemukan tempatnya. Namun, saat disergap dia sudah bergerak,” ujar Sutarman di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (6/8).

Kendati demikian, dia merahasiakan lokasi penyergapan tersebut.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengungkapkan, pengejaran buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu membutuhkan dana yang besar dan waktu yang lama. Dia tidak bersedia menyebutkan jumlah dana yang diperlukan untuk pemburuan tersebut. Menurut Anton, Nazaruddin belum bisa ditangkap karena hal itu membutuhkan koordinasi antarpemerintah.

“Harus koordinasi, (melakukan) lobi-lobi yang bagus,” jelasnya.  Nazaruddin diduga menggunakan paspor asli namun identitasnya palsu. Namun Polri belum mengetahui Nazaruddin menggunakan identitas siapa dan di mana membuat paspor tersebut. Penyidik telah mengirim identitas seperti DNA, sidik jari, dan ciri-ciri bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu ke Interpol untuk membongkar identitas palsunya.

Kasus Nazaruddin yang terus memicu pro dan kontra di tengah masyarakat harus disikapi dengan pemberitaan pers yang selangkah lebih maju, di tengah pesimisme publik terhadap penegakan hukum,  khususnya pemberantasan korupsi di negeri ini.

Demikian dikatakan Ketua Divisi Pengaduan Dewan Pers Agus Sudibyo di sela acara ’’Polemik’’ yang diadakan Trijaya FM bertema Pers Indonesia (Catatan 66 Tahun Merdeka) di Warung Daun Cikini, Jakarta, kemarin.
“Berita pers harus selangkah lebih maju, dalam arti jangan terus menerus mengembangkan perang statement antara Nazaruddin dan pihak yang dituduhnya,” kata Agus.

Jurnalisme Investigatif

Menurut dia, pers sebaiknya mulai fokus melakukan jurnalisme investigatif terhadap orang-orang yang diduga terlibat kasus Nazaruddin. Saat ini posisi pers menjadi tumpuan harapan publik untuk mengungkap kasus itu di saat aparat penegak hukum seakan jalan di tempat.
“Sayangnya semangat untuk mengungkap kasus Nazaruddin seperti mereda, begitu ada pernyataan kontroversial Ketua DPR Marzuki Alie tentang wacana pembubaran KPK dan pemaafan koruptor. Hanya sedikit media yang konsisten,” kata Agus. (K24,F4-59)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/07/155293/

0 komentar:

Posting Komentar