Minggu, 21 Agustus 2011

Geliat Wisata Merapi Setelah Letusan

Oleh Olenka Priyadarsani

Letusan Gunung Merapi di akhir tahun 2010 menyisakan kesedihan mendalam, termasuk bagi sektor wisata. Tempat-tempat yang dulunya adalah objek wisata, seperti Kaliurang dan Kalikuning, sempat ditutup hingga beberapa bulan akibat abu vulkanik dan material lain yang disemburkan salah satu gunung berapi paling aktif di dunia ini. Ditambah lagi penutupan bandara dan penetapan radius aman 20 km dari puncak Merapi.

Namun kini ketika letusan telah usai, geliat wisata Merapi makin menampakkan potensinya. Letusan yang awalnya dianggap hanya sebagai bencana, kini dapat menjadi ladang usaha bagi masyarakat setempat.


Desa yang terkena letusan Merapi pada akhir 2010 lalu. (Foto: AP/Slamet Riyadi)

Salah satu daerah yang menjadi pusat wisata gunung berapi (sering disebut volcano tour) adalah wilayah di sekitar desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman. Nama desa ini menjadi terkenal karena merupakan desa tempat tinggal juru kunci Merapi, Maridjan, yang tewas terkena awan panas karena menolak meninggalkan desa.

Kinahrejo dapat dicapai dari Yogyakarta melalui Jalan Kaliurang. Ambillah jalan menuju ke Kalikuning dan terus ke atas. Di perjalanan Anda akan dapat menyaksikan sendiri batas antara pohon-pohon masih berdiri tegak dan hijau subur dan daerah yang habis tersapu awan panas. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri akan membuat kita makin menyadari kekuatan alam.

Tiket masuk daerah wisata Merapi tidak mahal. Untuk kendaraan roda empat beserta 2 penumpang hanya dipungut Rp 11.000. Parkir kendaraan bermotor pun sudah tersedia, dikelola oleh penduduk setempat.

Masyarakat setempat berusaha mencari penghasilan dengan membuka warung-warung di pinggir jalan. Beberapa warung menjual makanan khas setempat, misalnya salak pondoh dan jadah tempe. Ada pula yang menjual suvenir berupa kaus bergambar atau bertuliskan “Merapi”. Yang lain menyediakan makanan dan minuman ringan.

Dari tempat ini Anda dapat melihat dampak letusan Merapi berupa pepohonan yang meranggas, tanah yang masih bercampur dengan abu dan kerikil, serta gunung yang masih terlihat gagah. Anda dapat menyewa motor trail untuk mengantar Anda melihat lebih dekat.

Tempat lain di sekitar Merapi yang kini juga sering menjadi pusat perhatian adalah di sekitar Kali Jumoyo, Muntilan, Jawa Tengah. Di sini Anda dapat melihat batu-batu luar biasa besar yang dibawa oleh lahar dingin Merapi. Di sekitar Jumoyo kini banyak warung-warung berdiri untuk mengakomodasi wisatawan yang datang ke tempat tersebut.

Jalan Yogya-Magelang di sekitar Jumoyo pun biasanya padat. Di samping karena masih banyak perbaikan jembatan dan jalan di wilayah tersebut, orang juga cenderung melaju lambat untuk melihat atau mengambil gambar.

Tetapi, tidak lengkap rasanya bila Anda hanya menyaksikan lokasi bencana tanpa berkunjung ke Museum Merapi yang didirikan di Sleman. Di sini Anda dapat memperluas pengetahuan tentang gunung berapi.

Apabila Anda tidak sempat naik ke lereng Merapi, Anda dapat menyaksikan bukti keganasan Merapi di Kali Code, sungai yang membelah pusat kota Yogyakarta. Di lembah Kali Code yang terletak tak jauh dari Malioboro, material berupa pasir dan batu yang dibawa lahar dingin masih menumpuk. Banyak warga yang menyempatkan diri untuk berhenti dan mengambil gambar dari jembatan.

Bagaimanapun, pemandangan di lereng gunung lebih dramatis. Selain itu, bila Anda memiliki rejeki berlebih,  berikanlah sumbangan semampu Anda di posko-posko yang tersedia. Saat ini masih ada ribuan korban Merapi yang masih tinggal di hunian sementara (huntara). Dengan demikian, sambil berwisata Anda pun dapat membantu.
Sumber Berita : http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/

0 komentar:

Posting Komentar