Rabu, 24 Agustus 2011

Mengurai Sentra Banjaran yang Belum Terpecahkan

Memasuki  H-5  lebaran dan makin meningkatnya volume kendaraan pemudik yang memasuki Slawi, membuat sentra banjaran semakin padat merayap dijam- jam sibuk. Keberadaan pedagang loak yang menggelar aneka barang rongsok disepanjang trotoar Pasar Banjaran, belum juga diupayakan relolasi sementara dikawasan sub terminal Adiwerna. Bagaimana dengan kesepakatan dulu?

LAPORAN: HERMAS PURWADI
CAMAT Adiwerna, HM Soleh mengatakan, bahwa upaya relokasi sementara pedagang loak ke sub terminal Adiwerna selama arus mudik sudah diserahkan semua kebijakan tersebut pada pemkab.  "Sampai saat ini kami masih menunggu respon atas surat yang kami kirim ke pemkab melalui Dishubkominfo," terangnya, Rabu ( 24/8).
Diakuinya, saat ini jumlah pedagang loak yang menggelar dagangan secara ilegal disana ada kecenderungan makin meningkat dari segi jumlahnya. Sementara itu dihubungi terpisah, kepala Dishubkominfo, Ir Suhartono MM mengakui respon atas ajuan kecamatan yang hendak meminjam lahan sub terminal Adiwerna.  "Istilahnya relokasi sementara selama 16 hari disaat musim mudik dan balik lebaran. Soal pelaksanaan dilapangan masih kita rumuskan secara matang," cetusnya.
Ditengah belum adanya kepastian yang jelas, hal ini langsung disikapi jajaran Satlantas Polres Tegal dengan memasang plang peringatan dilarang masuk untuk kendaraan bus umum dan truk kearah sentra banjaran. Kapolres AKBP Nelson Pardamaian Purba SiK melalui Paur Subbag Humas Ipda Wahyono didampingi Kasat Lantas AKP Ifan Hariyat SiK mengatakan, upaya penutupan arus bagi kendaraan berat dan bus menuju sentra banjaran semata untuk meminimalisir dampak kemacetan lebih besar lagi.
Kendaraan berat dan bus umum dibelokkan kearah kanan diperempatan kantor kecamatan untuk selanjutnya menyusuri jalur dua. "Memang sesuai hasil kajian ditetapkan selama Ops Ketupat Candi, khusus bus dan truck dialihkan lewat jalur II dari perempatan kawedan atau kantor Kecamatan Adiwerna menuju Singkil - Batalyon 407- perempatan Langon barat dan berakhir di Langon timur," terangnya.
HM Soleh sendiri juga mengaku ada wacana lain terkait penertiban pedagang loak dengan menyatukan mereka disatu sisi sebelah barat selama arus mudik dan balik berlangsung. Namun dia mengakui semua itu akan ditempuh bila sudah ada petunjuk resmi dari pemkab terkait surat permohonan yang sempat dirinya layangkan.  "Mungkin dalam waktu dekat, atau memasuki puncak arus mudik tanggapan tentang surat yang kami layangkan akan turun. Yang jelas kami akan menjalankan petunjuk yang diberikan pemkab sebagai garis koordinasi secara kedinasan," ujarnya. (*)    
Sumber Berita : http://www.radartegal.com/index.php/

0 komentar:

Posting Komentar