Senin, 23 Mei 2011

Panti Asuhan Darul Farroh di Desa Harjosari Kidul

BERANGKAT ditahun 1996, ada fenomena kemanusian yang muncul ditengah kehidupan warga Desa Harjosari Kidul Kecamatan Adiwerna. Seorang janda yang berprofesi sebagai buruh tani, harus menghidupi tujuh putranya sepeninggal sang suami. Bisa dibayangkan, untuk makan sehari-hari saja begitu sulit diwujudkan seorang ibu muda tersebut, apalagi harus menyediakan biaya sekolah untuk anak-anaknya.
Dari kisah itulah kemudian muncul gagasan mendirikan panti asuhan, melalui yayasan darul Farroh.
Dengan bekal dan itikad baik itulah Ketua Yayasan Darul Farroh A Rifai melalui jamiyahnya yang berada di Desa Harjosari Kidul, memulai langkahnya untuk meringankan beban warga yang sedang dalam kesulitan.
"Usai melalui musyawarah, akhirnya teman-teman sepakat untuk membantu biaya pendidikan bagi warga tersebut. Waktu itu disepakati melalui cara penarikan sumbangan secara suka rela yang sifatnya tidak mengikat dan tidak memaksa," tuturnya.
Diakuinya, meski kebanyakan anggota jamiyah berasal dari kalangan 'wong cilik' dari penarik becak, buruh tani, dan orang biasa lainnya yang berpenghasilan pas-pasan, namun dengan ketulusan dan niat baik membantu sesama akhirnya tujuan tersebut dapat tercapai.
"Itu semua tak lepas dari keyakinan kita bahwa do'a orang teraniaya seperti anak yatim, piatu, yatim piatu, kaum dhuafa, dan anak terlantar lainnya, akan terkabulkan. Terbukti kami diberi kemudahan dalam meringankan beban hidup mereka," tuturnya.
Tak berhenti sampai disitu, pihaknya bersama-sama dengan teman-teman jamiyah yang notabene hanya orang biasa tersebut akhirnya berikrar untuk mendirikan sebuah panti asuhan. Diakui warga RT 07/RW 02 itu, mendirikan Panti Asuhan tidak semudah yang dibayangkan. Dari mulai pembuatan akte notaris sampai dengan pengelolaan, selalu saja ada kendala yang menerpa.
Namun dengan bekal keyakinan bahwa do'a orang teraniaya akan mudah terkabulkan, halangan dan rintangan pun dapat teratasi.
“Awalnya kami kesulitan dana untuk membuat akte notaris. Alhamdulillah, ada notaris yang mau membantu kesulitan kami. Akhirnya berdirilah Panti Asuhan Darul Farroh dengan SK. ORSOS No:631 SK. Menhumham. No. C. 990 HT.01.02 dengan alamat Jl. Mbah Santri Rt. 12/03, Harjosari Kidul Adiwerna Tegal,” ungkapnya.
Sumbangan pun lambat laun menghampiri ketulusan dalam berbuat semata tersebut. Sebut saja bantuan sumur pompa dari Kajari saat itu yang masih diemban oleh Samsudin. Dirinya berharap kepada pihak-pihak terkait agar pendikan, kesehatan, dan lain-lain bagi yatim piatu, orang tidak mampu, dan lain-lain itu diperhatikan.
“Negara akan maju jika orang tidak mampu menjadi maju. Jangan menutup mata terhadap mereka, karena do'a mereka mustajab,” tegasnya. Saat ini diakuinya anak asuh yang ada di PA Darul Farroh berjumlah 38 anak. Tiga puluh anak menghuni panti, sedangkan delapan anak di luar panti. Semuanya masih sekolah baik di SD, SMP, maupum SMA. Sepulang sekolah, mereka mengikuti pendidikan agama di sekitar panti yaitu pendidikan Madrasah Diniyah Awaliyah.
Kemudian setiap malam, mengkaji ilmu Al qur'an bersama pengasuh panti tersebut. Setelah lulus SMA diharapkan mereka bisa mandiri dan bagi yang berprestasi, pihak yayasan berusaha untuk mencari orang tua angkat agar mau membantu pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Selain itu, yayasan juga berharap agar pihak perusahaan skala nasional seperti Telkom, Pertamina, dan lain-lain mau menjadi bapak angkat
Sumber Berita : Radar Tegal 23 Mei 2011

0 komentar:

Posting Komentar