Minggu, 26 Juni 2011

Meski Aku Didzalimi Keyakinanku Takkan Goyah

PERNAH mendengar cerita tentang kesetiaan seorang Abu Bakar As Shidiq? Sesok sahabat Nabi Muhammad SAW yang merelakan pahanya digigit ular hanya lantaran tak ingin sosok yang dicintainya itu terbangun dari pangkuannya. Saat terbangun Nabi pun kaget, lantas menangis. Kenapa sahabat tuanya itu merelakan menanggung bahaya, demi menjunjung tinggi kepatuhan.

Cerita inilah yang diadaptasi dalang wayang suket Ki Slamet Gundono dalam pementasan wayang-teaternya yang bertajuk ”Emake Inyong” di Dukuh Kareng Benda, Desa Margasari, Kecamatan Margasari, Jumat (24/6) malam. Pentas yang digelar dalam rangkaian kegiatan ”mendak” almarhum ayah Bupati Tegal, Karno Agus Riyanto ini pun dibarengi dengan penampilan perdana album Tegalan dari G”One Band. Penampilan dalang asal Desa Dukuh Salam, Kecamatan Slawi yang kerap melancong ke sejumlah negara ini pun memikat warga sekitar. Ratusan warga tumplek blek di desa tersebut.

Karno Agus Riyanto, lakon dalam pentas ”Emake Inyong” yang memutuskan hijrah ke Solo selepas menamatkan SMA. Di Kota Keraton itu, Karno berniat menimba ilmu. Sang Emak (ibu) yang dengan berat hati melepas kepergian anak sulungnya itu, dianggap sebagai sosok pembelajar yang menaruh hormat pada setiap gurunya.

Suatu waktu, sang guru menguji keikhlasan Karno dalam menuntut ilmu. Dia meminta muridnya itu untuk duduk bersila, lantas sang guru pun tidur dipangkuannya dan mengingatkan Karno untuk tak bergerak. Karno pun menyanggupinya dengan gembira. ”Belum lama gurunya tertidur, ular weling merayap ke pahanya, lantas menggigit. Karno ingin berteriak dan bangkit, tetapi diurungkan karena tak ingin sang guru terbangun. Ular pun menggigitnya hingga tiga kali. Darah mengalir di pahanya. Karno tak bergeming,” tutur sang dalang.

”Maafkan aku, aku tak ingin guru terbangun oleh gerakku. Maka izinkan, meski ular menggigitku, meski aku difitnah, meski aku dizalimi, meski sekian orang berniat menjatuhkanku, aku tak akan goyah, tak kan surut untuk tetap memegang teguh keyakinanku. Bila perlu, akan kulawan dengan semestinya,” jawab Karno.

Pentas berakhir saat dua sinden menjemput Bupati Tegal H Agus Riyanto Ssos MM dari teras menuju panggung. ”Aku mengenang masa kanak-kanak, bisa bermain apa saja, meminta apapun yang dimau,” ungkap Agus. (Dwi Putra GD-18)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/27 Juni 2011

0 komentar:

Posting Komentar