Kamis, 30 Juni 2011

Pengaruh Positif Tertawa untuk Kesehatan

KESEHARIAN yang sibuk dengan kegiatan dan aktifitas sehari-hari yang terkadang membuat kita lupa untuk sekedar mengistirahatkan otak dan tegangan emosi yang terus terpacu sepanjang hari, membuat kita tak luput dari serangan 'stres'. Padahal terbukti, tingkat emosi dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. Mendengar lelucon yang lucu, menonton acara televis yang menghibur dan ngobrol dengan teman terbukti dapat menurunkan tegangan emosi kita.
Tertawa merupakan salah satu bagian dari ekspresi emosi manusia. Terbukti, tertawa dapat menurunkan kadar emosi manusia. Maka dari itu, tertawa, apabila teratur dan tidak berlebihan dapat berpengaruh positif bagi kesehatan. Tertawa membuat kita menjadi lebih santai dan rileks sehingga kita bisa berpikir secara jernih dengan menggunakan akal sehat.
Menurut dr. W.M. Roan, seorang psikiater senior, tertawa merupakan pencerminan emosi manusia, yang merupakan bagian dari spektrum emosi yang meliputi kesedihan, kegembiraan, kekagetan ketakutan, cinta kasih, kebencian, dan kemarahan. Ekspresi diri tidak hanya berwujud gerakan, tetapi juga berupa berbagai reaksi emosional yang bermacam-macam itu.
Dampak tertawa bagi kesehatan ternyata sangat baik. Pengaruh positif tertawa ini dikisahkan oleh Norman Causins, seorang redaktur Saturday Review di AS, menderita penyakit aneh dan langka. Penderita penyakit ini bakal tersiksa dan merasakan sakit yang luar biasa, meskipun hanya menggerakkan sedikit bagian tubuhnya. Menurut dokter, kesembuhan bagi Norman sangat kecil, 1 : 500. Berbagai obat sudah dicoba, tetapi kesehatannya tak kunjung membaik.
Atas persetujuan dr. William Hitzig yang merawat Norman, ia menggantikan semua obat yang diminumnya dengan banyak tertawa plus mengkonsumsi vitamin C. Berbagai film komedi dia tonton, sehingga ia bisa tertawa terbahak-bahak. Pada hari kedelapan setelah menjalani terapi tersebut ia sudah bisa menggerakkan jempolnya tanpa rasa sakit. Juga tertawa selama 10 menit bisa membuat dia tidur pulas selama 2 jam. Akhirnya, penyakitnya berangsur sembuh, kemudian hilang sama sekali. Pengalamannya itu kemudian dibukukan dan An Anatomy of Illness.
Dr. Lee Berk, seorang imunolog dari Loma Linda University di California, AS, juga pernah berujar tentang tertawa, tertawa bisa mengurangi peredaran dua hormon dalam tubuh, yaitu efinefrin dan kortisol, yang bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit. Dalam riset lain dr. Rosemary Cogan dari Texas Tech University menemukan bukti bahwa rasa nyeri atau sakit akan berkurang setelah tertawa. Tidak itu saja, kekebalan tubuh pun bisa meningkat.
*dikutip dari berbagai sumber
(tiko septianto/CN32)
Sumber Berita : http://suaramerdeka.com/2011

0 komentar:

Posting Komentar